MEDAN-Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumateran Utara (Sumut) Doddy Zulverdi memastikan pada 2023 Ekonomi Sumut terus akan tetap tumbuh.
“Pertumbuhan itu karena ditopang masih meningkatnya penjualan riil dan menguatnya aktivitas perdagangan serta dunia usaha,” kata Doddy saat Bincang Bareng Media (BBM) Rabu (25/1/2023).
Menurut Doddy, sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional, kinerja ekonomi Sumut tetap akan tumbuh.
Beberapa indikator ekonomi pendukungnya seperti peningkatan Indeks Penjualan Riil yang mengindikasikan tetap kuatnya aktivitas perdagangan dan dunia usaha.
Selain itu, mobilitas juga tetap tinggi yang tercermin dari perkembangan penumpang angkutan udara yang terus meningkat.
Selain itu Survei kegiatan dunia usaha juga menunjukkan peningkatan, terutama pada beberapa LU utama seperti Industri Pengolahan, Perdagangan dan Transportasi.
Meski disisi lain terjadinya penurunan permintaan ekspor dan domestik di Sumut dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini terjadi akibat kenaikan biaya bahan baku dan energi.
Pada BBM tersebut hadir juga Deputi Kepala BI Sumut Ibrahim, Azka Subhan Aminuridho, serta Deputi Direktur BI Sumut Poltak Sitanggang dan pejabat BI Sumut lainnya.
Lebih lanjut Doddy memaparkan, kinerja ekspor diprakirakan sedikit tertahan sejalan dengan termoderasinya harga komoditas utama dan kecenderungan turunnya permintaan akibat resesi di negara tujuan ekspor.
Secara tahunan, inflasi gabungan Sumut pada Desember 2022 mencapai 6,12% (yoy), lebih tinggi dibandingkan Nasional (5,51%, yoy) & sedikit lebih rendah dibandingkan Sumatera (6,14%, yoy).
Kondisi ini didorong peningkatan harga bahan pangan. Antara lain tomat, cabai merah, ikan dencis, daging ayam ras, dan telur ayam ras.
Secara bulanan, Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan 5 kota di Sumatera Utara pada Desember 2022 mengalami inflasi sebesar 1,50% (mtm).
Hal ini berbalik arah dibandingkan dengan Oktober 2022 dan November 2022 yang mencatatkan deflasi masing-masing sebesar -0,51% (mtm) dan -0,13% (mtm).
Selain itu, seluruh kota IHK di Sumut mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi sebesar 1,79% (mtm) terjadi di Kota Gunung Sitoli.
Doddy juga menjelaskan dibandingkan bulan sebelumnya, tingkat inflasi gabungan Sumut per Desember 2022 mencapai 6,12% (yoy), meningkat signifikan dibandingkan November 2022 yang mencapai 5,03% (yoy).
Jika dilihat berdasarkan komponennya, tanbah Doddy inflasi Desember 2022 terutama disumbangkan oleh kelompok Volatile Food (VF) yang mencatatkan andil inflasi sebesar 1,29% (mtm).
Adapun kelompok Core Inflation (CI) dan Administered Prices (AP) juga mencatatkan andil inflasi sebesar 0,14% (mtm) dan 0,07% (mtm). (swisma)