AnalisaToday.com, Medan – Bank Sentral AS kembali menetapkan besaran bunga acuannya di level 5.5%. Kebijakan The FED tersebut sama sekali tidak mengejutkan pasar. Dan yang menjadi fokus perhatian pasar adalah pidato dari Gubernur Bank Sentral AS itu sendiri. Dimana tidak ada kepastian pemangkasan bunga acuan pada bulan September mendatang.
“Walaupun kebijakan pemangkasan bunga acuan The FED tetap memungkinkan untuk di pangkas pada bulan September mendatang, jika inflasi AS bergerak sesuai dengan harapan The FED. Jadi kesimpulannya, pasar yang sejauh ini masih berekspektasi dengan kemungkinan The FED akan memangkas bunga acuan di bulan September,” jelas Pengamat Ekonomi Sumut Gunawan Benjamin, Kamis (1/8/2024).
Menurutnya, ekspektasi yang berkembang tersebut telah mendorong penguatan pada bursa di Asia. Walaupun masih dalam rentang penguatan yang sangat terbatas (sideways). IHSG sendiri dibuka menguat tipis di level 7.274 pada perdagangan hari ini.
“Sekalipun dinaungi sentimen positif, IHSG dan banyak bursa di Asia lainnya rawan ditransaksikan di zona merah,” katanya.
IHSG berpeluang bergerak dalam rentang 7.230 hingga 7.300. Sementara itu, mata uang rupiah berpeluang ditransaksikan menguat di level 16.220 hingga 16.270 pada perdagangan hari ini. Rupiah juga mendapat angin segar dari ekspektasi pasar, terkait kemungkinan pemangkasan bunga acuan Bank sentral AS di bulan depan.
Pada sesi perdagangan pembukaan, rupiah terpantau menguat tipis dikisaran level 16.240 per US Dolar. Disisi lain, harga emas juga mengalami kenaikan seiring dengan mencuatnya ekspektasi pemangkasan bunga acuan pada bulan September mendatang. Harga emas naik tajam di level $2.450 per ons troy nya pada sesi perdagangan pagi.
(red)