MEDAN– Pada 2023 merupakan tahun pemulihan bagi Indonesia, baik dari segi kesehatan dan ekonomi dari dampak masif pandemi Covid-19.
Ini merupakan hal yang menggembirakan dan membanggakan mengingat tren pemulihan tersebut tidak mengalami perlambatan.
Bahkan terus meningkat hingga di penghujung 2023, terutama di tengah tekanan dan pelemahan ekonomi dan inflasi global yang tinggi.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatera Utara, Bambang Mukti Riyadi menyebutkan, seiring dengan hal tersebut, kondisi sektor jasa keuangan di Indonesia juga terus menunjukkan tren pemulihan kinerja di segala sektor.
“Dari sektor perbankan, tercatat fungsi intermediasi berjalan stabil dengan pertumbuhan kredit pada Oktober 2023 tumbuh 8,99% yoy dan DPK tumbuh sebesar 3,43% yoy,” kata
Bambang yang diwakili Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan 2, Anton Purba, pada media gathering Kantor OJK Sumatera Utara di Kabupaten Karo, Kamis (7/12/2023),
Menurut Anton, secara umum stabilitas sektor jasa keuangan Sumut terdiri dari 109 entitas Perbankan, 84 entitas Pasar Modal, dan 180 entitas IKNB pada posisi Oktober 2023 memperlihatkan perkembangan yang baik, sehingga dapat terus berperan besar dalam mendorong pemulihan ekonomi provinsi, khususnya pada kinerja intermediasi perbankan yang secara stabil bertumbuh positif.
Kegiatan yang berlangsung hingga Jumat (8/12/2023) bertemakan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah serta Perlindungan Konsumen itu Anton juga menyoroti perkembangan perbankan.
Perbankan Syariah
Perbankan syariah di Sumatera Utara yang terdiri dari 7 bank umum syariah dan 8 unit usaha syariah terus menunjukkan peningkatan yang baik.
Pada Oktober 2023, terpantau aset bank syariah di Sumatera Utara mencapai Rp22,83 triliun dengan pertumbuhan sebesar 12,54% secara yoy.
Nominal tersebut mewakili 6,70% dari total aset bank umum di Sumatera Utara, meningkat dibanding bulan akir tahun 2022, yaitu sebesar 6,43%.
Peningkatan nilai aset ini mencerminkan tingginya minat masyarakat terhadap layanan perbankan syariah di Sumatera Utara.
Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terkumpul di bank syariah juga mengalami peningkatan. Per Maret 2023, total DPK di bank syariah mencapai Rp18,81 triliun, bertumbuh sebesar 3,20% dari tahun sebelumnya.
Sementara itu, pembiayaan yang disalurkan oleh bank umum syariah mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Total pembiayaan syariah mencapai Rp16,60 triliun dengan pertumbuhan sebesar 11,59% secara yoy.
Beberapa rasio indikator kinerja juga menunjukkan pertumbuhan yang perbankan syariah di Sumatera Utara. Rasio NPF tercatat sebesar 4,62%.
Sementara itu, fungsi intermediasi perbankan syariah juga menunjukkan perkembangan yang baik, terlihat dari financing to deposit ratio (FDR) yang tercatat sebesar 78,58%.
Perkembangan perbankan syariah memberikan dampak terhadap perekonomian Sumatera Utara dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam sistem Keuangan dan meningkatkan akses keuangan bagi masyarakat yang sebelumnya tidak terjangkau oleh perbankan konvensional. ( swisma)