JAKARTA – Berdasarkan wilayah, cadangan beras Bulog paling banyak tersebar ke Jawa Timur, yakni sebanyak 411,2 ribu ton. Kemudian wilayah terbanyak selanjutnya disebarkan ke DKI Jakarta-Banten sebanyak 287 ribu ton.
Kemudian sebanyak 280,7 ribu ton disebarkan ke Sulawesi Selatan-Sulawesi Barat, 189,3 ribu ton disebarkan ke Jawa Barat, dan 163,3 ribu ton cadangan beras pemerintah disebarkan ke Jawa Tengah.
Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono mengatakan, hingga saat ini belum menerima perintah untuk melakukan impor beras melalui mekanisme Government to Government (G2G) dengan India. Di sisi lain, dia memastikan, stok cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog bisa mencapai 2 juta ton di akhir tahun nanti.
“Sampai hari ini saya belum mendapat perintah G2G dengan India. Belum ada kata-kata G2G. Kan kalau GtoG antar Menteri Perdagangan, terus Menteri Perdagangan di sini nunjuk Bulog, yang di sana nunjuk siapa. Tapi sampai hari ini belum,” kata Wahyu saat ditemui di gedung Graha Mandiri, Jakarta, Kamis (21/11/2024).
Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Epi Sulandari mengatakan stok cadangan beras pemerintah yang ada di Perum Bulog adalah 1.934.516 ton,” ujarnya.
Dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024, Senin (25/11/2024).
Ia merinci, 1,9 juta ton cadangan beras itu terdiri dari 1,6 juta stok cadangan beras pemerintah (CBP) dan 260 ribu ton cadangan stok komersial.
Untuk cadangan stok CBP sudah kami sebarkan ke seluruh Indonesia. Ini kita sesuaikan dengan kebutuhan untuk bantuan pangan, sisa realisasi untuk November dan Desember, kemudian untuk estimasi kebutuhan SPHP serta untuk kebutuhan jaga-jaga,” jelas Epi.
“Sehingga kita telah menyebarkan 1,6 juta ton tersebut di 1.600 gudang di seluruh Indonesia,” imbuhnya.(Bc)