MEDAN – Potensi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sangat besar dalam upaya pertumbuha ekonomi Indonesia.
“Namun kita sangat menyayangkan potensi itu belum dimanfaatkan dengan maksimal,” kata Direktur IdScore (PT Pefindo Kredit) Wahyu Trenggono pada webinar Kini Paham Kredit #5 bertajuk “Ramadan & Hari Raya Mendekat, Bisnis Perlu Diperkuat”, Rabu (22/2/2023).
Dijelaskan Wahyu, saat ini total UMKM di Indonesia 64 juta. Dari jumlah tersebut masih banyak yang belum memanfaatkan fasilitas kredit.
“Pelaku UMKM yang memanfaatkan kredit itu hanya berkisar 500 ribu badan usaha yang memiliki score,” sebut Wahyu.
Kondisi itu terjadi dikarenakan
belum memiliki legalitas usaha atau tidak terdaftar sebagai pengguna kredit di lembaga keuangan
Wahyu menyebutkan, masih sedikitnya jumlah pelaku UMKM yang memanfaatkan fasilitas kredit membuktikan sebagian besar UMKM masih dijalankan secara individu atau bukan berbentuk badan usaha.
“UMKM yang dijalankan secara individu berpotensi mengalami masalah karena ada kecenderungan uang usaha dan uang pribadi bisa tercampur,” ungkapnya
Dia menilai potensi UMKM sangat besar namun pengelolaannya masih sederhana, bahkan bisa saja terjadi bisnis keluarga yang tercampur secara finansial antara uang pribadi dengan uang usaha, sehingga mereka belum punya akses terhadap kredit lembaga keuangan, seperti perbankan, multi finance dan financial technology .
Karena itu dia mengingatkan para pelaku UMKM agar memahami kunci pengembangan usaha, yakni konsistensi dan meningkatkan kapasitas usaha.
Wahyu mengingatkan agar UMKM harus siap dan menangkap peluang kapan pun
dengan memperoleh modal, tambahan kemampuan dan kapasitas.
Karena itu pelaku UMKM harus bisa menjaga score-nya, baik yang bersifat individual maupun badan usaha. Bahkan UMKM penting memiliki pemahaman terhadap scoring sekaligus menjaga scoring-nya,
Lebih lanjut Wahyu menjelaskan,
skor kredit atau credit scoring adalah bahan pertimbangan bank untuk mengabulkan permohonan pinjaman uang seorang nasabah.
Seorang nasabah dengan skor kredit yang buruk, artinya dia tidak baik dalam melunasi hutangnya, baik itu di bank, fintech, paylater e-commerce dan sebagainya.
Dengan kondisi seperti itu bank tidak akan mengabulkan permohonan pinjaman uang nasabah dengan skor kredit yang buruk.
Sebaliknya jika skor kreditnya tinggi, maka kepatuhannya dalam membayar hutang baik sehingga akan lebih mudah menerima pinjaman lainnya.
Disebutkan Wahyu, pinjaman di luar bank, misalnya layanan paylater meskipun dalam jumlah kecil akan mempengaruhi skor kredit.
Untuk melihat skor kredit, katanya bisa lewat aplikasi MyIdScore. Caranya dengan mendownload aplikasi, buat akun lalu masukkan identitas untuk melihat skor kredit.
Hasil skor kredit dari MyIdScore, kata Wahyu bisa dijadikan acuan kepada bank sebelum mengajukan pinjaman. Sebab MyIdScore bekerja sama dengan bank
Pada webinar tersebut juga dihadiri Financial Planner, Bareyn Mochaddin serta Ina Wiyandini, Owner Ina Cookies sebagai pelaku UMKM.
Tambah Modal
Financial Planner Bareyn Mochaddin mengatakan, modal yang cukup merupakan salah satu kunci agar usaha dapat berjalan lancar. Namun tidak semua pelaku UMKM memiliki modal yang cukup untuk menjalankan usahanya.
“Pelaku UMKM dapat menambah modal dengan cara mengajukan kredit ke bank atau lembaga jasa keuangan non-bank,” kata Bareyn.
Namun, dia mengingatkan para pelaku UMKM untuk tidak sembarangan mengajukan kredit. Sebab bisa berpotensi gagal bayar jika tidak diperhitungkan dengan baik bahkan bisa gulung tikar. ( swisma)