MEDAN– Sejumlah siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Medan berhasil meraih medali dua emas dan satu perunggu pada ajang Kompetisi Robotic Nasional tingkat SD, SMP, SMA/sederajat di Padang Pariaman, Rabu (28/8/2024).
Lomba diadakan Astromic Clash Rumble MAN IC Padang Pariaman ini berlangsung pada 26 hingga 28 Agustus 2024.
Para siswa yang menjadi peserta untuk mewakili MTs Negeri 3 Medan tersebut yaitu, Muhammad Fachri, Rifqi Haziq, Nadira Azkia Nasution, Muhammad Zidane Al Fahri, dan Qottrunnada Nazifah Insyiroh.
Kepala MTs Negeri 3 Medan Anas SAg MPdI mengucapkan selamat kepada siswa dan siswi yang bertanding dan memeroleh sejumlah prestasi pada kompetisi ini.
Dia juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada pelatih dan guru pembina yang telah mempersiapkan dengan baik peserta lomba untuk bertanding pada kejuaran robotika tingkat nasional.
“Saya mengucapkan selamat kepada siswa-siswi kami yang telah berlomba dan meraih juara pada kompetisi robotik ini. Terima kasih juga untuk pelatih dan guru pembina yang telah mempersiapkan lomba dengan baik,” kata Anas di Medan, Jumat (30/8/2024).
Dari kompetisi tersebut, para pelajar ini berhasil meraih sejumlah piala berupa juara 3 Soccer kategori open, juara 1 Soccer kategori close, dan juara 1 merakit soccer kategori close.
Astromic Clash Rumble (ACR) merupakan ajang yang mempertemukan para pelajar seluruh Indonesia untuk berkompetisi dalam lomba nasional pada bidang teknologi, khususnya bidang robotika.
Mengutip pada ketentuan perlombaan, robot disediakan peserta dengan ketentuan dimensi dan spesifikasi yang sama untuk kategori open.
Sementara itu, untuk kategori close peserta disediakan komponen dan diharuskan membuat robot di lokasi lomba.
Fachri, peserta dari MTsN 3 Medan mengatakan mereka telah berlatih mempersiapkan diri selama satu bulan. Mereka dibagi ke dalam beberapa tim sesuai kategori perlombaan.
Tidak hanya persiapan alat-bahan dan kemampuan, Fachri mengaku persiapan mental juga menjadi hal yang tidak dilupakan. Hal ini dikonfirmasi melalui telepon seluler sesaat selesai pertandingan.
“Kami dibagi menjadi tim berdasarkan kategori. Selama satu bulan persiapan tidak hanya alat dan bahan, mental juga. Jadi, sehari sebelum berangkat kami berdoa bersama di madrasah, bersama guru dan seluruh siswa,” tutur Fachri. (swisma)