MEDAN– Dunia pendidikan tidak pernah terlepas dari perubahan besar yang sedang berlangsung saat ini.
Beberapa perubahan memberikan harapan yang pasti untuk kemajuan. Sedangkan yang lain merupakan ancaman bagi bentuk pembelajaran yang masih mempertahankan tradisionarian dan belum bertransformasi dengan digitalisasi.
“Digitalisasi sistem telah memberikan harapan baru bagi perguruan tinggi untuk bersaing menuju perguruan tinggi bertaraf dunia,” kata Rektor Universitas Medan Area (UMA) Prof Dr Ir Dadan Ramdan MEng, MSc pada wisuda 1.443 lulusan di Gelanggang Serbaguna, Kampus I Jalan Kolam Medan Estate, Sabtu (25/11/2023).
Hadir dalam wisuda itu, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah I Sumatera Utara Prof Drs Saiful Anwar Matondang MA, PhD, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut Yura Djalin.
Hadir juga Ketua Yayasan Pendidikan Haji Agus Salim (YPHAS) Drs HM Erwin Siregar MBA, anggota senat, para guru besar, wakil rektor, dekan, direktur pascasarjana, dan kepala biro di lingkungan UMA. Juga hadir para kepala sekolah SMA/SMK/MA di Medan dan sekitarnya.
Wisuda bertemakan “Implementasi Digitalisasi Sistem Pendidikan, Menjamin Tepat Waktu Kelulusan Melalui Peningkatan Akses Pendidikan Yang Berkualitas”.
Tema itu diangkat karena digitalisasi sistem pendidikan telah banyak memberikan dampak terhadap peningkatan efektivitas pembelajaran, aksesibilitas, pengelolaan dan pelayanan yang bermuara pada meningkatnya kualitas mutu pendidikan.
Peningkatan mutu pendidikan ini, kata rektor, dapat berdampak pula pada kualitas serta menjamin tepat waktu kelulusan masa studi mahasiswa UMA.
Maka tidak heran, jika pemanfaatan digitalisasi dalam pengelolaan perguruan tinggi menjadi barometer kemajuan suatu universitas, khususnya dalam mewujudkan kampus menuju World Class University yang didukung infrastruktur digital dan sarana prasarana teknologi pembelajaran yang berkualitas.
Dikatakan rektor, UMA telah menciptakan berbagai jenis aplikasi baik pada bidang akademik maupun nonakademik dan sudah diimplementasikan.
Hingga saat ini sudah ada sekira 48 aplikasi yang digunakan dalam menunjang proses belajar mengajar maupun pelayanan administrasi bagi civitas akademik juga stackholder.
Penggunaan aplikasi-aplikasi digital ini salah satu manifesto dari visi-misi UMA untuk menjadi Green Digital University yang didominasi penggunaan aplikasi komputer masa depan.
Hal itu untuk kemudahan masyarakat terutama dalam menunjang kinerja seluruh civitas akademik UMA lebih cepat, akurat, efektif, efesien dan memiliki presisi yang baik,” kata mantan Dekan Fakultas Teknik UMA ini.
Dijelaskannya, memasuki era revolusi industri ditandai dengan perkembangan teknologi digital yang pesat.
Perkembangan teknologi informasi digital selama ini, telah memberikan dampak positif yang memudahkan penggunanya mampu bertahan dan beradaptasi dengan segera.
Universitas Medan Area, katanya pada 2033 telah mencanangkan
menjadi Green Digital University (GDU). Tepat UMA berusia setengah abad.
“Dengan demikian, teknologi digital telah menjadi alat untuk memberikan kemudahan dalam memberikan pelayanan akademik dan nonakademik sehingga dapat berjalan secara efektif dan efisien,” tutur alumni sebuah perguruan tinggi di Jepang ini.
Selain itu, lanjutnya, teknologi digital harus dapat memudahkan manusia dalam berkehidupan, mendorong manusia untuk mampu berpikir lebih cerdas.
Kemudian bersikap lebih kritis dalam berpikir dan bertindak, lebih arif, bijaksana, memiliki sikap empati, dan pada akhirnya menjadikan manusia sebagai khalifah Rahmatan Lil A’lamin.
“Karena itu, saya mengharapkan agar lulusan Sarjana, Magister maupun Doktor UMA, dapat menjadi bagian dari insan-insan perubahan yang mampu menjadikan teknologi di era revolusi industri sebagai alat untuk dapat membuat kehidupan masyarakat di sekitarnya lebih baik dan lebih sejahtera,” papar rektor.
Lulusan UMA juga diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan melalui Start Up-Start Up dan berani membuka lapangan usaha baru.
Kemudian, juga mampu beradaptasi di kehidupan Abad 21 melalui kemampuan berkolaborasi, berkomunikasi, berkontribusi dan berinovasi.
Ketua Yayasan Pendidikan Haji Agus Salim (YPHAS) HM Erwin Siregar dalam sambutannya mengatakan, pihaknya selalu memperhatikan mutu pendidikan dan pembelajaran terutama bagi peningkatan kualitas dosen dan mahasiswa.
Di antaranya melalui pemberian beasiswa seperti bebasiswa pendidikan bagi mahasiswa baru yang masuk rangking di sekolah asal, beasiswa mahasiswa berprestasi, beasiswa mahasiswa bersaudara kandung.
Selain itu beasiswa putra-putri dosen dan pegawai, termasuk menambah biaya kuliah dari program Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Pada 2023 sebanyak 90 mahasiswa baru UMA diterima melalui KIP Kuliah. Juga ada beasiswa dosen studi lanjut S3.
“Sehingga dengan adanya beasiswa ini akan mendorong mahaiswa menyelesaikan studi tepat waktu dengan kelulusan yang terbaik,” kata putra pendiri UMA Alm Drs H Agus Salim Siregar ini.
Selain itu, kata Erwin Yayasan juga memberikan bantuan dana peningkatan karier bagi dosen melalui pemberian dana jabatan akademik, dana penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Kemudian pemberian dana sertifikasi dosen, seminar nasional dan internasional, publikasi nasional, pemberian dana buku ajar dosen dan dana penerbitan jurnal program studi.
“Keseriusan ini adalah program kerja universitas dan yayasan dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas, unggul dalam bidang akademik serta berdaya saing di tingkat nasional dan internasional,” kata Erwin.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian, Sherlly Maulana ST MT melaporkan, 1.443 yang diwisuda terdiri dari 1.368 orang dari Program S1.
Lulusan itu terdiri dari Fakultas Teknik 368 orang, Pertanian 164 orang, Ekonomi dan Bisnis 234 orang, Hukum 113 orang, Isipol 240 orang, Psikologi 252 orang, dan Saintek 9 orang.
Kemudian 75 orang dari Program S2 dan S3, terdiri dari Magister Administrasi Publik 14 orang, Magister Agribisnis 14 orang, Magister Hukum 9 orang, Magister Psikologi 38 orang, dan Doktor Ilmu Pertanian 1 orang.
Di wisuda kali ini dirangkai dengan pengukuhan/pengenalan empat guru besar baru UMA, yakni Prof Dr Ir Siti Mardiana MSi, Prof Dr Ir Suswati MP dari Pascasarjana Program Ilmu Pertanian), Prof Dr Maswandi SH, MHum dan Prof Dr Taufik Siregar SH, MHum dari Fakultas Hukum.
Dua dari 4 empat guru besar baru itu, yakni Prof Siti Mardiana dan Prof Suswati menyampaikan orasi ilmiah.
Sedangkan dua guru besar lainnya direncanakan menyampaikan orasi ilmiah pada wisuda periode selanjutnya. Ini agar di setiap acara wisuda ada orasi ilmiah dari guru besar.
Pada wisuda itu jugaemberikan penghargaan kepada mahasiswa berprestasi nasional dan internasional. (Swisma)