WASHINGTON DC – Amerika Serikat (AS) mengecam rentetan serangan Israel yang menewaskan beberapa tentara Lebanon dan melukai sejumlah prajurit pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di perbatasan kedua negara.
Washington menyebut serangan semacam itu “tidak bisa diterima”.
Seorang pejabat pertahanan AS, yang enggan disebut namanya, mengatakan kepada Al Arabiya, Minggu (13/10/2024), bahwa pemerintah AS telah meminta Israel, sekutu dekatnya, untuk memberikan informasi detail lebih lanjut tentang serangan berulang kali terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon.
“Kami telah memperjelas kepada pemerintah Israel bahwa hal ini tidak bisa diterima dan mendesak mereka untuk memberikan lebih banyak informasi detail,” ucap pejabat pertahanan AS tersebut.
Laporan terbaru Pasukan Interim PBB di Lebanon, atau biasa disebut UNIFIL, menyebut sedikitnya lima tentara mereka mengalami luka-luka imbas serangan militer Israel di wilayah Lebanon bagian selatan, yang diklaim menargetkan kelompok Hizbullah. Terdapat dua tentara nasional Indonesia (TNI) di antara prajurit UNIFIL yang mengalami luka-luka tersebut.
Israel sebelumnya mengatakan pasukannya sedang menargetkan infrastruktur dan depot senjata Hizbullah di berbagai wilayah Lebanon. AS menyuarakan dukungan penuh untuk operasi militer sekutunya tersebut, meskipun sebelumnya sempat menentang operasi darat atau invasi ke Lebanon.
Namun sepanjang pekan ini, militer Israel menyerang pasukan UNIFIL, menghancurkan menara pengawas LAF, memasang bendera Israel di dalam wilayah Lebanon, mengebom dan menghancurkan rumah kerabat diplomat-diplomat AS dan pegawai Kedutaan Besar AS di Beirut.
Pejabat pertahanan AS, yang berbicara kepada Al Arabiya, mengatakan Washington “patah hati dan hancur” dengan hilangnya nyawa tidak berdosa akibat serangan baru-baru ini di Beirut, Lebanon.
“Kami telah memberitahu Israel secara langsung bahwa kami menentang kampanye militer Israel yang melancarkan serangan hampir setiap hari di area-area padat penduduk di Beirut,” ucap pejabat tersebut.
Menegaskan kembali dukungan AS terhadap operasi militer Israel yang menargetkan infrastruktur Hizbullah yang bisa digunakan untuk mengancam warga Tel Aviv, pejabat pertahanan Washington itu menyerukan agar serangan Israel tidak mengancam warga sipil, tentara Lebanon maupun pasukan perdamaian PBB.
“Namun sangat penting agar operasi ini dilakukan dengan cara yang tidak mengancam kehidupan warga sipil, pasukan penjaga perdamaian PBB, atau personel Angkatan Bersenjata Lebanon,” tegasnya. (Detik)