MEDAN – Khalid Fazduani korban penganiayaan yang dilakukan oleh Anggota DPRD Medan David Roni dan Habib Sinuraya di lokasi High5 Baru dan Lounge, sebuah tempat hiburan malam yang berada di Jalan Abdullah Lubis, tetap bersikukuh perkaranya sampai ke Pengadilan.
“Untuk itu, kami bermohon kepada Bapak Kapolrestabes Kota Medan agar kiranya bisa mengawal proses perkara yang dilaporkan. Dan percaya perkara laporannya diambil alih Polrestabes Medan bisa dilimpahkan ke kejaksaan dan ke pengadilan untuk disidangkan,” ucap Khalik kepada wartawan Sabtu (24/12/22).
Dikatakan Khalik, bahwa pihaknya tidak mau berdamai dengan kedua wakil rakyat tersebut, apalagi dari pemberitaan selama ini merasa dipojokkan.
Disebutkan kalau dirinya dituding berbuat keributan lalu melakukan pemukulan dan kemudian melakukan pemerasan kepada kedua Oknum Anggota DPRD Medan dari Fraksi PDI Perjuangan dan NasDem, itu terlalu mengada-ada.
“Itu terlalu mengada-ada karena itu bukan fakta sebenarnya,” ujarnya sembari mengatakan sah-sah saja kalau keduanya membuat pembelaan diri.
Dikatakan Khalik bahwa ia sama sekali tidak mengenal keduanya, ia pun mengemukakan bahwa dirinya kenal sama Sofyan yang merupakan adik dari Habib Sinuraya.
Dirinya diperkenalkan sama Sofyan oleh adik temannya, sehingga sebelum acara sempat bertemu di sebuah kafe dikawasan Johor, dimana dirinya diundang dalam sebuah acara yang dibuat oleh Sofyan.
Sesampai pada hari H, Khalik sempat mengurungkan niatnya untuk datang ke Higs5 Bar & Lounge, namun karena sudah janji sekitar pukul 01.00 Wib sekitar Jumat (05/11/22) dinihari datang juga ke lokasi.
Jadi jelas kalau dirinya datang sendiri, ke lokasi dan sesampai di dalam ia sempat ditanyakan datang sendiri atau berdua. Karena sendiri ia duduk di sofa tempat penyelenggara.
Singkat cerita, setelah di dalam ia pun tidak berbicara dengan Habib, David serta adiknya Risdo hingga acara selesai.
Nah saat keluar dari High5, tepat di pelataran yang berhadapan dengan Hotel Labana, disitu ada kerumunan orang, dan juga ada Sofyan tentunya sebagai kawan langsung menghampiri dan bertanya.
“Ada apa yan, kok rame-rame?, lalu ketika itu Sofyan mengatakan abangku lagi ribut, namun lanjut Sofyan, tapi udah aman kok abang, terimakasih abang telah datang ke undangan acara kami, mendengar itu ia langsung berlalu dan tepat saat berjalan melintas di depan High5 ada orang yang memanggil Woi, Sini Kau, kemudian diikuti dengan pemukulan.
Ketika itu ada orang memukul, yang memulai Risdo yang merupakan adik dari David Roni, tak hanya David dan Habib turut serta melakukan pemukulan kepada dirinya hingga saat dirinya terjatuh juga terus dipukul.
Ditanyakan apakah ketiganya berbuat karena dipengaruhi setelah meminum minuman beraroma Alkholol, Khalik tidak bisa memastikan namun di tempat hiburan malam tersebut ada menyediakan minuman berakholol.
Namun dari bill pembayaran mereka pun sudah ditangan penyidik termasuk copian bill minuman atas debit pembayaran atasnama Tuan Muda, dan siapa Tuan Muda tersebut juga telah ditangan penyidik.
Dalam temu pers tersebut, Khalik sempat menunjukan bill pembayaran yang dilakukan secara debet atas nama Tuan Muda, dimana ia menguraikan dari total pembayaran senilai Rp17, 315,100, tersebut ada beberapa diantaranya tertera untuk pembayaran minum beralkhol diantaranya 3 JW Gold Lable senilai Rp5, 7 juta, 3 Singletob 12N Yo senilai Rp6.6 juta dan 2 Jameson senilai Rp3 juta.
Dan selebihnya untuk pembayaran 1 Hot Tea seharga Rp10 ribu, 1 Ice Tea seharga Rp15 ribu, 9 Come seharga Rp225 ribu, 5 Mineral Water seharga Rp100 ribu, 1 Poca Green Tea seharga Rp30 ribu, 2 Ayam Balado seharga Rp70 ribu, 1 High5 Snack Platter seharga Rp150 ribu dan 16 free Pokka Green Tea.
“Saya pun tidak tahu apakah mereka minum atau tidak, karena selama di dalam acara, tidak pernah berkomunikasi atau menjumpai mereka dan hanya berbincang dengan Sofyan,” kata nya lagi sembari mengatakan kenal dan tahu mereka anggota DPRD Medan setelah mencari tahu siapa orang yang telah memukuli dirinya.
KEDUA ANGGOTA DPRD MEDAN SEMPAT AKUI SALAH PUKUL
Seharusnya kalau mereka itu wakil rakyat, hendaknya bertanya dulu dan bukan main hakim sendiri. Dan atas kejadian itu pada Sabtu sore nya langsung melaporkan ke Polsek Medan Baru.
Nah setelah pelaporan itu memang ada yang menghubungi untuk menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan.
Karena ia telah menunjuk kuasa hukum, maka ia mengarahkan setiap komunikasi tentang perkara pemukulan yang dialaminya langsung kepada kuasa hukumnya.
Hingga akhirnya, disepakati pertemuan antara kuasa hukumnya dengan David, Habib, dan Risdo di salah satu kafe di kawasan Medan Johor.
Nah waktu itu, mereka menawarkan Uang perdamaian Rp10 juta dan serta bila ada pengeluaran lainnya harus ada kwitansi, dan habis itu kita makan-makan.
Tapi karena fokus kasus ini sampai ke persidangan, ia pun tidak bersedia maka dibilangkan angka Rp3 Milyar, yang sangat mustahil sekali bisa dipenuhi. “Jadi niat saya ingin meneruskan kasus ini sampai ke persidangan,” ucapnya lagi sembari mengatakan hal yang sama juga dipertanyakan oleh kuasa hukumnya.
Dan selain itu kalau mereka dan istri mereka mengaku mendapatkan perlakuan kekerasan saat itu, kenapa tidak melaporkan pada saat itu juga dan kenapa baru membuat laporan pada tanggal 23 November. Dilihat dari statusnya mereka seorang dewan kenapa berkelang dua mingguan lebih baru dilaporkan kenapa tidak hari itu juga.
Dikatakannya, menaruh harapan kepada penyidik Polri untuk melanjutkan perkara pemukulan yang dialaminya berlanjut ke pengadilan, meski status sosial mereka sebagai anggota dewan banyak tahapan yang dilakukan namun yakin dengan profesionalitas penyidik Polrestabes Medan untuk menyelesaikannya.
“Jadi itu yang saya takutkan, dan khawatirkan karena status sosial keduanya, akan tetapi ia yakin serta menaruh harapan kasus ini bisa sampai ke pengadilan,” ucapnya.
Karena saat dipukul oleh ketiganya, yang katanya saya dan kelompok melakukan penyerangan itu sangat ganjil, biarlah CCTV yang membuktikan karena itu sudah ditangan penyidik.
“Waktu saya mendapat mendapat pukulan dari ketiganya, yang menyelamatkan dirinya memang ada sekitar dua atau tiga orang teman wanita yang langsung menarik serta membawanya ke mobil,” tutur Khalik.
Dikatakan sangat kecil kemungkinan seorang wanita melakukan pemukulan kepada mereka, padahal mereka yakni teman-teman wanita saya itu menyeret dan memboyong ke mobil agar tidak dipukul lagi.
Dan pada waktu pertemuan dengan kuasa hukumnya, mereka sudah mengakui, kalau mereka mengakui telah salah pukul kepada saya.
“Jadi mereka itu sudah mengaku, walau mengakui salah pukul dan korban nya saya sendiri, mereka juga harus mendapatkan konsekuensi dari perbuatannya tersebut. Kan saya yang merasakannya,” ucap nya sembari menyesalkan sebagai wakil rakyat seharusnya lebih bijaksana.
Sementara itu, aktivis sosial Martius Situmorang meminta Kapolda Sumut dan Kapolrestabes Medan, bisa menyelesaikan perkara ini.
“Kita yakin keadilan bisa kepada siapa saja, kan ini permasalahan hukum yang harus diselesaikan juga secara hukum,” ujarnya. (red)