MEDAN – Secara bertahap dan konsisten Pemko telah memenuhi enam dimensi smart city yakni smart governance, branding, economy, living, society, dan environment.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Medan, Arrahmaan Pane, S.STP., M.A.P. saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Inovasi bertajuk “Peran Teknologi untuk Mewujudkan Kota Medan Menjadi Smart City” yang diselenggarakan Universitas Prima Indonesia (Unpri), Senin (4/12) di Hall Lantai X kampus tersebut.
Arrahmaan mengawali paparan dengan mengetengahkan konsep smart city. Di hadapan peserta seminar yang terdiri atas civitas akademika dan mahasiswa Universitas itu, dia menyebutkan smart city menekankan pentingnya inovasi dengan memanfaatkan TIK, sensor, dan analisis data untuk meningkatkan pelayanan dan mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik. “Pembangunan berbasis smart city membuka ruang inovasi yang luas solusi smart berbagai persoalan yang dihadapi oleh pemerintah, masyarakat, pelaku bisnis, dunia pendidikan, dan pemangku kepentingan lainnya,” ucapnya.
Dalam seminar yang juga menghadirkan narasumber Prof. Ir. Endra Joelianto, Ph.D (Institut Teknologi Bandung), Prof. Drs. Agus Harjoko, M.Sc, Ph.D (Universitas Gajah Mada), Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., M.Phil (Universitas Pradita Jakarta), dan AKBP. Alimuddin Sinurat S.H. M.H. (Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Sumut) itu, Arrahmaan Pane menguraikan satu persatu dimensi smart city yang telah dipenuhi oleh Pemko Medan.
Dia menerangkan, dimensi smart governance merupakan tata kelola pemerintahan berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang diterapkan pada tiga fungsi pemerintahan, yaitu kebijakan publik, birokrasi, dan pelayanan publik. Arrahmaan mengungkapkan, di bawah kepemimpinan Wali Kota Bobby Nasution, Pemko terus membangun berbagai aplikasi yang mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan. Aplikasi yang telah dibangun antara lain Sibisa yang melayani pengurusan administrasi kependudukan dan catatan sipil secara dalam jaringan (online), E-DevPlan yang merupakan kertas kerja penyusunan rencana pembangunan, Portal Pemko Medan yang mempermudah akses layanan dan informasi seputar pembangunan kota, dan Medan Smart City (Mercy) yang bisa diunduh melalui Play Store.
Dimensi smart branding, lanjutnya, dipenuhi Pemko Medan dengan memperhatikan tiga atribut, yaitu pariwisata, bisnis, dan citra. Dalam penerapannya, Pemko memiliki aplikasi Sipandu yang mempermudah masyarakat mengurus perizinan terpadu dan berbagai perhelatan membangkitkan pariwisata yang ditampilkan juga secara daring, termasuk kegiatan Beranda Kreatif setiap Sabtu di halaman depan Kantor Wali Kota Medan.
Pemenuhan dimensi smart economy, terang Arrahmaan, bertujuan untuk mengembangkan ekosistem industri, meningkatkan kesejahteraan warga, dan metode transaksi yang nyaman. Dalam hal ini, Pemko Medan menjalankan program antara lain Satu Kelurahan Satu Sentra Kewirausahaan (Sakansanwira). “Kita juga punya aplikasi Siduta yang menjadi wadah pengembangan karier, peningkatan keterampilan, kompetensi, dan menjadi jembatan bagi angkatan kerja, pemerintah, dan perusahaan untuk saling terhubung dan menemukan kebutuhan mereka secara profesional dan Sistem Informasi Manajemen Pendaftaran, Pelaporan, Pembayaran Pajak Daerah atau SIMP4D.”
Dalam memenuhi dimensi smart living atau kota yang layak huni, Pemko Medan melaksanakan program Medan Rapi Tanpa Kabel, call center 112 untuk kedaruratan, 119 untuk kesehatan, E-Parking, Intelligent Transportation System atau Pemantauan arus lalu lintas kota melalui Area Traffic Control System (ATCS), juga pembangunan rumah pompa air di wilayah Medan bagian Utara untuk menangani banjir rob yang selama ini terjadi.
Arrahmaan melanjutkan, dimensi smart society merupakan kondisi ideal interaksi masyarakat, baik individu, sosial, dan digital. Memenuhi dimensi ini, Pemko melaksanakan program Sapa Lingkungan (Saling) yang mewadahi penyampaian aspirasi masyarakat langsung kepada wali kota, Penerimaan Peserta Didik Baru Secara Daring, serta memasang dan mengintegrasikan CCTV di beberapa lokasi guna menjaga keamanan.
Terakhir, sebut Arrahmaan, dimensi smart environment yang mencerminkan komitmen kota terhadap masalah perlindungan lingkungan, pengelolaan sampah, dan penggunaan energi. Terkait ini Pemko Medan memiliki beberapa program antara lain Air Quality Monitoring System (AQMS) yang memantau kualitas dan mengetahui tingkat pencemaran udara di Kota Medan dan pembuatan bank-bank sampah dengan fungsi reduce (mengurangi), reuse (menggunakan ulang), recyle (mendaur ulang) dan saat ini sedang mengupayakan penggunaan kendaraan listrik dalam kegiatan operasional.
Pada bagian akhir, Arrahmaan mengungkapkan segala program Pemko Medan, termasuk mmenuhi dalam memenuhi dimensi smart city ini membutuhkan dukungan masyarakat. Tanpa dukungan itu, program tidak akan berjalan dengan baik. Dia mencontohkan, pihaknya pernah memasang internet sekolah dan puskesmas di Kelurahan Nelayan Indah, namun dua hari kemudian perangkatnya sudah hilang dicuri. “Salah satu bentuk dukungan itu menjaga apa sudah kita kerjakan,” tandasnya.
Seminar yang dihadiri antara lain oleh Rektor Unpri diwakili Wakil Rektor III, Said Rizal, S.H.I., M.A., Direktur RSUD Dr. Pirngadi Medan Dr.Suhartono, perwakilan Apticom, dan Pelindo ini dirangkaikan dengan penandatanganan naskah kerjasama antara Universitas Prima Indonesia dengan Dinas Kominfo dan RSUD Pirngadi Medan. Dua kerja sama ini terkait program Mahasiswa Belajar Kampus Merdeka yang membuka peluang bagi magang bagi mahasiswa.
Sebelumnya, Wakil Rektor III Universitas Prima Indonesia Said Rizal mengatakan, smart city solusi perkotaan dan mengubah kota menjadi lebih efesien dan progresif. Dia mengharapkan, melalui seminar yang berlangsung selama dua hari (4-5/12) ini, muncul dan mengerucut ide ide pemanfaatan dan pengembangan teknologi komunikasi dan informatika dalam memberikan pelayanan maksimal terhadap masyarakat. (Red)