MEDAN– Di Indonesia, terdapat berbagai permasalahan yang masih dihadapi perempuan dalam berkontribusi pada perekonomian.
Mulai dari akses terhadap pendidikan dan pelatihan, akses terhadap modal dan pasar, hingga peran dalam pengambilan keputusan di tingkat ekonomi.
Sebab itu, Komisi I DPR RI, bekerjasama dengan Ditjen APTIKA Kominfo belum lama ini melaksanakan seminar di Medan bertemakan “Perempuan Pelopor Ekonomi Nasional”
Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid mengatakan, gerakan perempuan polopor ekonomi Nasional memiliki tujuan yang mulia, yaitu memberdayakan perempuan sebagai agen pembangunan ekonomi.
” Hal ini sejalan dengan semangat pembangunan ekonomi nasional yang berkelanjutan dan inklusif,” kata Meutya Hafid.
Menurutnya, perempuan memiliki kapasitas dan potensi yang besar untuk berkontribusi dalam perekonomian, baik sebagai pekerja, pengusaha, maupun penggerak sosial ekonomi.
Meutya Hafid juga mengatakan seminar ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan dan memastikan bahwa perempuan memiliki peran yang signifikan dalam pembangunan ekonomi.
Dengan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan, katanya perempuan dapat lebih siap untuk terlibat dalam dunia kerja maupun berwirausaha.
” Dengan demikian, mereka dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi bagi diri mereka sendiri, keluarga, dan masyarakat sekitar,”.sebutnya.
Wiwid Syahdiyah selaku Social Media & E-commerce Expertise, sependapat dengan Meutya Hafid, dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan bagi perempuan khususnya di bidang bisnis.
Dikatakan Wiwid, salah satu langkah yang diambil untuk meningkatkan perempuan sebagai pelopor perekonomian nasional adalah memberikan pelatihan dan pendampingan kepada perempuan dalam pengembangan keterampilan dan kewirausahaan.
Dikatakannya, dalam konteks globalisasi dan perkembangan teknologi, peran perempuan dalam ekonomi juga semakin penting.
” Perempuan dapat menjadi motor penggerak dalam industri kreatif, teknologi, serta sektor-sektor ekonomi yang berkembang pesat. Karena itu, pembangunan ekonomi nasional tidak akan maksimal tanpa kontribusi perempuan,” pungkasnya.( swisma)