MEDAN– Sharp Greenerator merupakan komunitas anak muda binaan Sharp Indonesia sejak 2015 silam. Masuk tahun ke tujuh keberadaannya dalam memberikan wadah bagi anak – anak muda pelestarian lingkungan, Sharp Greenerator kembali melantik anggota baru yang terpilih setelah melewati beberapa tahap penilaian.
Taman Pasir Sumbul, Puncak Kabupaten Bogor terpilih menjadi lokasi pelaksanaan pelantikan dan pelatihan anggota Sharp Greenerator generasi ke lima ini.
“Rekrutmen anggota menjadi anggota rutin kami. Tujuan dari kegiatan ini adalah memperkuat komunitas dengan menambah keanggotaan baru untuk mendapatkan ide dan semangat baru dalam melaksanakan kegiatan,”ungkap Pandu Setio selaku Senior PR & Brand Communication Manager PT Sharp Electronics Indonesia.
Menurut Pandu dalam keterangan tertulis diterima redaksi, Senin (20/2/2023) disebutkan, salah satu programnya adalah meningkatkan kesadaran masyarakat melalui beragam program sosialisi dan konservasi.
Seluruh anggota Sharp Greeneratir berfoto dengan seluruh fasilitator dan tim Sharp Indonesia
Berfokus pada pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati, Sharp Greenerator memiliki advokasi utama meningkatkan kesadaran masyarakat guna mengurangi penggunaan plastik.
Para anggota baru Sharp Greenerator langsung melakukan kampanye dan sosialisasi bahaya sampah plastik terhadap ekosistem sebagai kegiatan pertama setelah disahkan menjadi bagian dari Sharp Greenerator.
Kampanye ini dilakukan di kawasan warung patra (Warpat), Puncak Pass, Bogor Jawa Barat dengan cara mengajak dialog para pemilik warung, memberikan pemahaman para pengunjung akan bahaya sampah plastik serta mengumpulkan sampah plastik disekitar area.
Daerah Puncak merupakan kawasan wisata di wilayah Bogor yang menawarkan keindahan alam, karena letaknya berada di zona penyangga Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Kawasan puncak memiliki pesona alam yang menarik dan menjadi salah satu daerah tujuan wisata favorit bagi masyarakat kota sekitarnya.
Namun dibalik dampak positif yang dinikmati oleh warga sekitar akibat meningkatnya angka wisatawan yang berkunjung, timbul pula dampak negatif berupa meningkatnya volume sampah di kawasan tersebut.
Menurut informasi yang dikutip dari Dinas Lingkungan Hidup melalui UPT pengelola sampah wilayah III Ciawi mencatat adanya kenaikan volume sampah di kawasan puncak setiap musim liburan.
Hal ini tentunya akan menjadi sebuah masalah besar di masa yang akan datang jika tidak ada tindakan penanggulangan dalam mengatasi sampah di kawasan puncak, karena akan mempengaruhi kualitas lingkungan dan tentu saja akan memiliki dampak ke daerah hilir.
Di fasilitasi Mandala Harja Semesta (MAHASA), Sharp Greenerator berkeliling mengedukasi masyarakat dengan melaksanakan materi yang telah dipaparkan MAHASA di hari sebelumnya mengenai persamalahan limbah dan cara menanggulanginya.
“Kami berharap anak – anak ini dapat membantu tugas pemerintah dan lembaga terkait dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya sampah, karena seperti yang kita ketahui bersama saat ini permasalahan sampah menjadi sebuah permasalahan yang tidak pernah berujung,” sebut Pandu.
Turut hadir dalam kegiatan ini para fasiliator pendamping Sharp Greenerator yaitu Transformasi Hijau (Trashi), Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF), dan Coaction Indonesia yang secara bersama- sama melakukan pelantikan ke-enam anggota Sharp Greenerator baru tersebut.
Adapun nama angggota baru Sharp Greenerator adalah :
1.Tri Harjanto Kurniawan mahasiswa Universitas Pakuan
2.Nurul Fauzia mahasiswi Universitas Paramadina
3.Barkah Kadia mahasiswi Universitas Paramadina
4.Stefano Ridwan mahasiswa Universitas Paramadina
5.Gilang Panji Kusuma, Universitas Pakuan
6.Muhammad Raihan Al Muharom siswa SMAN 4 Cibinong
Anggota Sharp Greenerator sedang mengidentifikasi jenis sampah yang tersebar di lokasi.
Prima Yulina, Presiden, Sharp Greenerator mengatakan sebagai komunitas anak muda yang aktif mengkampanyekan lingkungan.
“Kami aktif juga mencari talenta – talenta muda yang memiliki minat sangat tinggi terhadap pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati,” kata Prima.
Sebagai bentuk peremajaan susunan keanggotaan dalam organisasi, tambahnya proses perekrutan yang dilakukan dibagi menjadi tiga tahap.
Pertama calon anggota harus memiliki minat yang sangat tinggi terhadap pelestarian lingkungan dan berkomitmen, kemudian calon anggota harus mengikuti kegiatan Sharp Greenerator minimal 1 kali dan terakhir proses interview.
“Dari 15 kandidat terpilih, kami menetapkan enam orang saja yang berhasil kami lantik untuk menjadi anggota Sharp Greenerator Generasi ke- 5.”( swisma)