MEDAN – Belakangan muncul peringatan darurat Indonesia di media sosial. Yang diikuti dengan aksi demonstrasi menolak RUU Pilkada. Dan diwaktu yang bersamaan kinerja pasar keuangan di tanah air mengalami koreksi.
“Kinerja mata uang Rupiah menjadi yang terburuk di Asia saat ini. Disusul mata uang Baht Thailand yang juga mengalami koreksi, ” ujar engamat Ekonomi Sumut,Gunawan Benjin, Jumat (23/8/2024).
Ditambahkan Gunawan, pada dasarnya, kinerja pasar keuangan di tanah air khususnya mata uang rupiah tengah dinaungi kabar positif dari sisi eksternal. Beberapa kabar positif yang bisa mendorong penguatan rupiah diantaranya adalah melemahnya imbal hasil US Treasury 10 Tahun yang sempat menyentuh 3.79%, kinerja USD Index yang melemah dikisaran 101, serta FOMC minutes yang mendorong kemungkinan pemangkasan bunga acuan The FED dalam waktu dekat.
“Sejumlah mata uang di Asia pada hari ini juga bergerak beragam. Selain menguat terhadap Rupiah, US Dolar juga terpantau menguat terhadap sejumlah mata uang seperti Singapura Dolar, Hong Kong Dolar, hingga Yuan China. Namun khusus untuk kinerja mata uang Rupiah mengalami koreksi yang paling besar diantara mata uang Asia lainnya. Rupiah ditutup melemah di level 15.595 per US Dolar, “jelas Gunawan.
Sementara itu,lanjutnya IHSG pada perdagangan hari ini ditutup melemah 0.87% di level 7.488,67. Untuk koreksi yang terjadi pada IHSG, saya menilai masih wajar. Mengingat IHSG sudah memasuki masa jenuh beli, dan IHSG kerap bergerak anomali dibandingkan dengan bursa di Asia lainnya. Dan pada hari ini, IHSG juga ditutup berlawanan dengan mayoritas bursa di Asia yang ditutup menguat, katanya.
Secara keseluruhan koreksi yang terjadi pada pasar keuangan sejauh ini masih terlihat dalam batas koreksi normal. Dan cukup relevan jika dikaitkan dengan situasi politik tanah air pada hari ini. Disisi lain, harga emas ditransaksikan relatif stabil di kisaran $2.501 per ons troy nya, atau dikisaran 1.26 juta per gramnya, imbuh Gunawan.(abi)