DAIRI – Permasalahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Sidiangkat, Kecamatan Sidikalang, kembali menuai sorotan. Kondisi tumpukan sampah yang tak terkelola dengan baik dinilai telah mencemari lingkungan dan mengancam kesehatan warga sekitar.
Aktivis sosial sekaligus Direktur Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat BKPRMI Kabupaten Dairi, Mangun Angkat, menyebut pengelolaan TPA Sidiangkat kini dalam kondisi memprihatinkan.
“Kami sudah beberapa kali turun langsung ke lapangan. Sampah menumpuk tanpa pengelolaan, air yang mengalir mencemari lahan warga. Anak-anak di sekitar lokasi bahkan sering mengalami gangguan pernapasan dan penyakit kulit,” ujar Mangun Angkat, Senin (,01/11/2025).
Mangun menegaskan, persoalan sampah bukan hanya masalah estetika, tetapi menyangkut keselamatan lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Selain itu, ia juga menyoroti akses jalan menuju TPA Sidiangkat yang rusak parah, sehingga memperparah masalah kebersihan kota. Jalan yang berlubang dan licin bukan hanya menyulitkan warga menuju ladang, tapi juga membuat armada pengangkut sampah milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kerap rusak.
“Akses ke TPA itu sudah sangat rusak. Padahal, jalan itu juga dipakai warga menuju lahan pertanian. Kondisi ini jelas menyulitkan masyarakat dan mempercepat kerusakan kendaraan pengangkut sampah milik pemerintah,” ungkapnya.
Akibat armada sering rusak, frekuensi pengangkutan sampah ke TPA menjadi tidak teratur. Dampaknya, tumpukan sampah kini mulai terlihat di sejumlah titik di Kota Sidikalang.
“Kalau armada terganggu, otomatis pengangkutan macet. Ini masalah berantai — kota jadi kotor, TPA makin semrawut, dan warga yang menanggung akibatnya,” tambah Mangun.
Mangun mendesak Pemkab Dairi untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengelolaan TPA, termasuk pembenahan infrastruktur pendukung seperti jalan, alat berat, dan fasilitas kebersihan.
“Masalah TPA bukan hanya urusan teknis, tapi juga menyangkut kesehatan masyarakat dan citra Sidikalang sebagai ibu kota kabupaten yang bersih dan nyaman,” tegasnya.
Sebagai aktivis dan tokoh masyarakat, Mangun juga menekankan pentingnya edukasi dan kolaborasi lintas pihak — pemerintah, lembaga masyarakat, dan warga — untuk membangun kesadaran dalam mengurangi sampah rumah tangga.
“BKPRMI siap berkolaborasi dalam kegiatan edukasi lingkungan, terutama bagi generasi muda agar tumbuh rasa peduli terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan,” ujarnya.
Warga sekitar TPA pun berharap pemerintah segera memperbaiki infrastruktur jalan dan menata ulang sistem pembuangan, agar aktivitas warga ke ladang tak terganggu dan proses pengangkutan sampah kembali lancar.(bj)








